Bandarlampung – Anggota DPRD Bandarlampung Muhammad Nikki Saputra mengadakan kegiatan pembinaan ideologi pancasila dan wawasan kebangsaan di wilayah Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Labuhan Ratu, Senin (10/11/2025).
Pada kesempatan tersebut, Anggota DPRD Bandarlampung Muhammad Nikki Saputra menyoroti tentang aksi bullying yang terjadi di sekolah. Ia menegaskan, salah satu cara untuk mengantisipasi terjadinya aksi bullying yaitu dengan menerapkan nilai – nilai Pancasila di sekolah.

Politisi Partai NasDem ini menerangkan, bullying atau perundungan merupakan tindakan kekerasan. Baik secara fisik maupun verbal yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain yang dianggap lebih lemah.
Menurutnya, fenomena ini sering terjadi di lingkungan sekolah dan berdampak serius pada korban. Seperti trauma psikologis, menurunnya prestasi belajar, bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup.
“Seperti peristiwa yang terjadi di SMA 72 Kelapa Gading, belum lama ini. Dimana terduga pelakunya disinyalir merupakan dampak dari korban bullying di sekolahnya,” kata Nikki.
Menurutnya, untuk mencegah bullying, diperlukan pendekatan yang tidak hanya bersifat disipliner. Tetapi juga berlandaskan pada nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Di Indonesia, nilai-nilai tersebut tertuang dalam Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup bangsa.
Nikki mengatakan, pencegahan bullying dapat dimulai dengan menanamkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. Setiap siswa perlu diajarkan bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus dihormati dan disayangi.
“Sekolah dapat mengadakan kegiatan keagamaan, doa bersama, dan pendidikan karakter untuk menumbuhkan sikap saling menghargai antarumat beragama,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, salah satunya mengandung makna bahwa kemanusiaan menuntun untuk memperlakukan sesama dengan adil, tanpa kekerasan dan penghinaan.
Di dalam sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab juga, kata Muhammad Nikki Saputra, mengajarkan untuk menghormati harkat dan martabat setiap manusia tanpa membeda-bedakan. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai ini harus tercermin melalui sikap empati, tenggang rasa, dan saling menghargai satu sama lain.
Namun, ujarnya, maraknya tindakan bullying di lingkungan sekolah maupun masyarakat menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan ini mulai terkikis.
Ditegaskannya, bullying dalam bentuk apa pun, baik fisik, verbal, maupun sosial, bukan hanya melukai korban. Tetapi juga merusak sendi-sendi kemanusiaan yang menjadi dasar bangsa ini.
“Perilaku seperti itu bertentangan langsung dengan semangat Pancasila yang menuntun kita untuk menjadi manusia yang beradab, peduli, dan menghargai perbedaan,” tegasnya.
Oleh karena itu, tegasnya lagi, sudah menjadi tanggung jawab bersama yakni orangtua, guru, siswa, hingga masyarakat luas untuk menanamkan nilai kemanusiaan sejak dini.
“Dengan menumbuhkan kasih sayang, empati, dan rasa hormat terhadap sesama, kita tidak hanya mencegah bullying. Tetapi juga menegakkan makna sejati dari Sila Kedua Pancasila,” tegasnya.
Untuk itu, kata politisi Partai NasDem ini, dirinya mengajak untuk mewujudkan lingkungan yang adil, beradab, dan manusiawi. Dimana tempat setiap individu dapat tumbuh tanpa takut, tanpa terhina, dan tanpa terluka oleh sesamanya. Karena bangsa yang beradab dimulai dari manusia yang menghargai kemanusiaan.
Dalam konteks sekolah, lanjutnya lagi, guru dan siswa perlu menumbuhkan empati serta saling tolong-menolong. Program seperti peer counseling, pelatihan empati, dan kampanye “Stop Bullying” dapat membantu menumbuhkan kesadaran bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang manusiawi. (*)












