Bandarlampung – Anggota DPRD Bandarlampung, Yuhadi melaksanakan sosialisasi ideologi pancasila dan wawasan kebangsaan di Jalan Antara Gang Antara 8, Sukajawa, Bandarlampung. Pada kegiatan tersebut, sebagai narasumber yakni staf khusus DPR RI bidang politik keamanan, Hartini Soraya, dan akademisi yang juga advokat, Gynda Ansori.
Dalam sambutannya, menurut Yuhadi, tindak kriminalitas yang terjadi selama ini, 12 persen diantaranya melibatkan antara orangtua dengan anak, begitu pula sebaliknya.
“Ini salah satunya disebabkan kegagalan dalam memahami nilai – nilai dasar pancasila,” ucapnya.
Selain itu, pria yang juga ketua DPD II Partai Golkar Bandarlampung ini mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam segala hal. Terutama dalam menggunakan media sosial.
“Hati – hati saat menggunakan media sosial,” pesannya.
Staf khusus DPR RI bidang politik keamanan Hartini Soraya mengatakan, sosiliasi ideologi pancasila sangat diperlukan di tengah – masyarakat.
© Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Salah satu maknanya yakni kebebasan beragama untuk berbangsa dan beragama.
© Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Seyogyanya kita saling tolong menolong dan memiliki rasa kemanusiaan,” ujarnya.
© Persatuan Indonesia.
Antar manusia saling bersatu. Lambang pohon beringin, sebagai simbol bahwa diharapkan satu buah pohon beringin bisa mempersatukan rakyat Indonesia.
© Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Maksudnya, masyarakat Indonesia harus bermusyawarah mufakat. Sejak lama masyarakat Indonesia melakukan musyawarah mufakat.
© Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Artinya, keperluan sandang dan pangan telah terpenuhi.
Gynda Ansori mengatakan, pada jaman kerajaan Majapahit, udah dikenal yang namanya pancasila.
Disamping itu, Ansori juga mengatakan, Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang ramah dan memiliki toleransi yang tinggi. Memiliki sopan santun dan rasa saling menghormati yang tinggi.
“Kita punya tanggung jawab bersama terhadap anak – anak sebagai generasi penerus bangsa. Pancasila harus terus membumi di Indonesia,” ujarnya. (*)