Muhamad Suhada Sebut Pendidikan Karakter Seorang Ayah Sangat Krusial

Bandarlampung – Anggota DPRD Bandarlampung Muhammad Suhada mengadakan kegiatan pembinaan ideologi pancasila dan wawasan kebangsaan di Segala Mider, Tanjungkarang Barat, Sabtu (8/11/2025).

Anggota DPRD Bandarlampung Muhammad Suhada mengatakan, sosok seorang ayah memiliki peran penting dalam mendidik anak.

Dalam beberapa tahun terakhir, ujarnya, fenomena bullying atau perundungan semakin banyak terjadi di lingkungan sekolah maupun media sosial. Kasus ini tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis yang mendalam pada korban.

“Salah satu faktor yang sering luput diperhatikan dalam upaya pencegahan bullying adalah peran penting sosok ayah dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter anak,” ujarnya.

Menurutnya, ayah memiliki posisi yang unik dalam keluarga. Jika ibu sering diidentikkan dengan kasih sayang dan kelembutan, maka ayah biasanya dipandang sebagai figur ketegasan, teladan, serta pembimbing moral bagi anak.

Kehadiran ayah yang aktif dalam kehidupan anak, lanjutnya, dapat membentuk rasa aman, tanggung jawab, dan empati. Anak yang tumbuh dengan perhatian dan arahan dari ayah cenderung memiliki kontrol emosi yang lebih baik serta mampu membedakan perilaku yang benar dan salah.

Sebaliknya, lanjutnya lagi, ketidakhadiran atau ketidakpedulian ayah dalam mendidik anak dapat menimbulkan kekosongan emosional. Anak laki-laki, misalnya, bisa salah menafsirkan makna kekuatan dengan tindakan agresif. Sedangkan anak perempuan mungkin kehilangan rasa percaya diri dan mencari pengakuan dari luar dengan cara yang tidak sehat.

“Kondisi seperti ini dapat menjadi salah satu pemicu munculnya perilaku bullying. Baik sebagai pelaku maupun korban. Anak yang tidak mendapatkan contoh positif dari ayah bisa menyalurkan kemarahan, rasa tidak aman, atau frustrasi mereka dengan merundung orang lain,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata pria yang menjabat Sekretaris DPW PKS Lampung ini, pendidikan karakter dari seorang ayah sangat krusial. Ayah perlu menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukanlah dalam bentuk kekerasan, tetapi dalam kemampuan mengendalikan diri, menghormati orang lain, dan melindungi yang lemah.

Melalui kedekatan emosional, ucapnya, komunikasi yang terbuka, serta keteladanan sikap, ayah dapat menanamkan nilai empati dan tanggung jawab sosial pada anak sejak dini. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai perbedaan, menghormati sesama, dan menolak segala bentuk kekerasan.

“Pada akhirnya, mencegah bullying bukan hanya tugas sekolah atau masyarakat, melainkan juga tanggung jawab keluarga. Terutama sosok ayah. Peran ayah tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh pihak lain, karena kehadirannya memberikan fondasi emosional dan moral yang kuat bagi anak,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *