BANDARLAMPUNG – Anggota DPRD Bandarlampung, Wiwik Anggraini berharap pendidikan Pancasila kembali dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran sekolah.
Harapan ini disampaikan Wiwik Anggraini saat menggelar ‘Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di wilayah Kelurahan Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Selasa (2/8/2022). Kegiatan sosialisasi dihadiri juga anggota DPRD Lampung, Aprilliati.
“Saya berharap agar pendidikan terkait Pancasila dimasukkan kembali ke dalam kurikulum pelajaran sekolah. Salah satunya bertujuan untuk menjaga budi pekerti sejak dini,” kata Wiwik.
Menurut ketua Fraksi PDIP DPRD Bandarlampung, pendidikan terkait Pancasila sebelumnya ada di dalam kurikulum sekolah.
“Dulu di sekolah pernah ada yang namanya mata pelajaran PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Jadi, saya harap di dalam kurikulum sekolah, dimasukkan kembali pelajaran terkait pendidikan Pancasila tersebut. Untuk di Bandarlampung, ini pertama kalinya DPRD Bandarlampung mengadakan kegiatan sosialisasi ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Lampung Aprilliati mengatakan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan “Komunitas Pancasila Muda” yaitu komunitas anak muda milenial yang peduli terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dengan cara mengamalkan nilai – nilai Pancasila. Dimana survey dilakukan pada 2020 terhadap responden dikalangan usia 18 sampai 25 tahun.
Menurutnya, berdasarkan hasil survey, 61 persen responden pada umumnya yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan bagi mereka.
Lalu, sebanyak 19,5 peresen responden merasa tidak yakin bahwa nilai-nilai Pancasila penting atau relevan dalam kehidupan mereka.
Kemudian 19,5 persen merespon netral terhadap pentingnya Pancasila bagi mereka.
“Pancasila lahir pada 1 Juni, Pancasila kita sepakati diantaranya sebagai ideologi, alat pemersatu, sumber dari sumber hukum, dan sebagai pedoman tindakan serta perbuatan.
“Harapan kami, kegiatan sosialisasi ini bisa mengawal pendidikan Pancasila dan budi pekerti bisa dimasukkan kembali ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah,” ujarnya. (*)