Agus Djumadi Sebut Kemandirian Ekonomi Kunci Menciptakan Masyarakat Sejahtera

Bandarlampung – Anggota DPRD Bandarlampung Agus Djumadi mengadakan kegiatan pembinaan ideologi pancasila dan wawasan kebangsaan di wilayah Jalan Purnawirawan II, Gunung Terang, Minggu (9/11/2025).

Anggota DPRD Bandarlampung Agus Djumadi mengatakan, di era globalisasi yang kompetitif ini, kemandirian ekonomi menjadi salah satu kunci utama untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Namun, lanjutnya, kemandirian tersebut tidak boleh terlepas dari nilai-nilai dasar Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Menurutnya, komunitas berdaya ekonomi yang dibangun di atas nilai-nilai Pancasila bukan hanya berorientasi pada keuntungan semata. Melainkan juga menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, persatuan, dan semangat gotong royong.

“Melalui penerapan nilai-nilai tersebut, masyarakat dapat menciptakan sistem ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan sosial,” ujarnya.

Pria yang menjabat Ketua Komisi III DPRD Bandarlampung ini mengungkapkan, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi landasan moral dalam setiap aktivitas ekonomi.

“Dalam konteks komunitas berdaya, nilai ini mengajarkan kegiatan ekonomi harus dijalankan dengan kejujuran, tanggung jawab, serta menjauhi praktik curang dan eksploitasi,” ujarnya.

Menurutnya lagi, setiap pelaku ekonomi hendaknya memandang pekerja, pelanggan, dan rekan bisnis sebagai sesama manusia yang memiliki martabat dan hak yang harus dihormati. Dengan demikian, kegiatan ekonomi tidak hanya berorientasi pada keuntungan duniawi, tetapi juga mengandung nilai ibadah dan tanggung jawab spiritual.

Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengarahkan komunitas agar memperjuangkan kesejahteraan bersama. Dalam praktiknya, hal ini bisa diwujudkan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil, koperasi, dan usaha mikro yang memberikan kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk berkembang.

Semangat solidaritas ini memastikan bahwa tidak ada pihak yang tertinggal dalam pembangunan ekonomi. Kegiatan ekonomi menjadi sarana untuk memperkuat harkat manusia, bukan sekadar alat untuk memperkaya segelintir orang.

Selanjutnya, nilai Persatuan Indonesia menjadi pendorong utama bagi sinergi antaranggota komunitas. Dalam dunia ekonomi yang penuh kompetisi, persatuan justru menjadi kekuatan utama bangsa. Komunitas berdaya ekonomi yang menjunjung persatuan akan saling mendukung, bekerja sama lintas daerah, budaya, maupun agama untuk menciptakan kemandirian ekonomi nasional.

Gotong royong sebagai wujud nyata persatuan dapat mempercepat kemajuan ekonomi rakyat melalui kerja kolektif yang saling menguntungkan.

Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menegaskan pentingnya partisipasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan ekonomi. Komunitas berdaya ekonomi yang demokratis akan melibatkan seluruh anggotanya dalam menentukan arah usaha, pembagian hasil, dan penyelesaian masalah. Dengan demikian, setiap anggota merasa memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi.

Terakhir, nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi tujuan utama dari seluruh kegiatan ekonomi berbasis Pancasila.

Keadilan sosial menuntut pemerataan kesempatan, distribusi hasil yang adil, serta keberpihakan pada masyarakat lemah. Komunitas berdaya ekonomi yang menerapkan prinsip ini tidak hanya menumbuhkan kesejahteraan material, tetapi juga menciptakan keseimbangan sosial dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dengan demikian, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan komunitas berdaya ekonomi bukan sekadar idealisme. Tetapi merupakan kebutuhan nyata dalam membangun bangsa yang mandiri, adil, dan beradab,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *